Advent Bangun - Aktor Film Laga Indonesia

Biografi Profil Biodata Advent Bangun Meninggal Aktor Film Laga IndonesiaThomas Advent Perangin-angin Bangun (lahir di Kabanjahe, Sumatera Utara, 12 Oktober 1952; umur 65 tahun) adalah aktor Indonesia yang acapkali berperan dalam film-film laga pada tahun 1980an. Namanya sejajar dengan pemain laga lainnya Barry Prima, George Rudy, Johan Saimima dan Ratno Timoer.

Terlahir dengan nama Advent Bangun, pria kelahiran Kabanjahe - Sumatera Utara ini sejak kecil mendapatkan didikan keras. Bapaknya (M.P. Bangun) yang seorang jaksa sangat ketat menanamkan nilai-nilai disiplin dan kejujuran. Tahun 1971, Advent Bangun menjadi juara nasional karate dan selama 12 tahun berturut turut terus menjadi juara satu nasional tanpa ada yang mengalahkan sampai dia meninggalkan karier karatenya. Setahun kemudian ia tampil di berbagai kejuaraan tingkat dunia hampir di seluruh asia, Amerika, dan Eropa. Dunia karate pula yang mengantarnya menjadi artis film laga. Tak kurang dari 60 judul film pernah ia perankan.

Kesuksesan semula membiusnya. Ia menjadi sombong hingga suatu saat, sebuah kekuatan doa meluruhkannya dalam pangkuan gereja. Istrinya, Lois Riani Amalia Sinulingga lah yang selalu bergumul dalam doa hingga pertobatan tumbuh di hati Advent Bangun. Kini, ia adalah seorang pendeta, dengan nama barunya Pendeta Muda Thomas Bangun. Sebagai pendeta muda, ia juga mempunyai karunia khusus dalam pelepasan dan penyembuhan. Banyak orang yang diselamatkan jiwa dan raganya.

Sebelum terjun di dunia film, Advent Bangun adalah seorang atlet karate nasional. Awalnya, ia bergabung dengan perguruan karate INKAI. Kerena merasa sulit untuk bersaing di tingkat nasional, karena saat itu perguruan INKAI tidak diakui oleh FORKI, maka Advent Bangun kemudian bergabung dengan perguruan karate INKADO. Film pertamanya adalah "Rajawali Sakti" pada tahun 1976, kemudian menjadi pemeran utama bersama aktris Enny Beatrice dalam film "Satria Bambu Kuning" 1985, "Anita" 1984, dan "Dendam Jagoan" 1986. Film-filmnya sering disutradarai oleh Atok Suharto, Ratno Timoer, dan Sisworo Gautama yang sangat populer pada waktu itu.