Reino Ramaputra Barack atau hanya Reino Barack (lahir di Jakarta, 21 Juni 1984; umur 34 tahun) adalah penjabat Wakil Presiden Senior Pengembangan Usaha di Global Mediacom. Dia dikenal sebagai tokoh kunci yang melatarbelakangi terciptanya serial tokusatsu pertama Indonesia, BIMA Satria Garuda. Reino adalah putra dari Rosano Barack, penjabat Presiden Komisaris Global Mediacom yang berdarah Jepang-Indonesia. Ibunya sendiri juga berdarah asli Jepang, seingga dia fasih berbicara bahasa Jepang. Walaupun tumbuh dalam kultur dan filosofi budaya Jepang yang kental, Reino tumbuh di Jakarta dan sempat bersekolah di Al-Azhar pusat. Reino juga tumbuh di era populernya super hero Jepang, baik itu anime, maupun tokusatsu. Serial tokusatsu seperti Kikaider, Inazuman, Kamen Rider, Cyborg 009, Gavan, Ultraman, tidak asing baginya. Reino juga adalah adik dari Rangga Maya Barack, istri sutradara Gareth Evans.
Sejak lulus dari jurusan International Finance dan International Economics di American University di Paris, Perancis pada tahun 2007, ia memulai pengalaman kerjanya sebagai equity officer di Merrill Lynch di Tokyo di mana kakek-neneknya berdomisili. Pada tahun yang sama ia pindah ke Makes & Partner Corporate Law Firm sebagai associate, setelah itu ia kembali hijrah ke Ernst & Young Indonesia untuk posisi penasihat transaksi. Pada November 2008 ia masuk ke jajaran staf PT Global Mediacom Tbk sebagai Business Development Manager dan Corporate Finance. Global Mediacom yang dulunya bernama PT Bimantara Citra Tbk. adalah perusahaan investasi milik Media Nusantara Citra (MNC) yang menaungi seluruh perusahaan media dan telekomunikasi MNC, seperti RCTI, Koran Sindo, Okezone.com, dan Indovision. Reino sempat turut mengurus hubungan antara MNC dan perusahaan Jepang terkait grup idola JKT48. Reino juga aktif memberikan masukan tentang pentingnya program anak yang mendidik untuk bisa ditayangkan di Indonesia tanpa mengesampingkan sisi bisnis dan keuntungan. Dia pernah mengusulkan beragam program kartun, namun tidak ada yang bertahan lama.
Untuk merealisasikan mimpinya membuat program anak yang ideal dan model bisnis yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia, Reino berkunjung ke Jepang di Ishimori Productions, perusahaan yang sudah 75 tahun memproduksi serial anime dan tokusatsu, termasuk Ksatria Baja Hitam. Atas persuasi Reino, Ishimori Productions setuju untuk mendukung rencananya. Ishimori Productions mendesain serial dan cerita yang diajukan Reino, termasuk supervisi dalam pembuatan kostum, koreografi pertarungan, dan penyutradaraan. Reino tidak menyerahkan sepenuhnya produksi BIMA pada pihak Jepang dan tetap mengutamakan peran kru produksi lokal dalam produksi serial tokusatsu berlatar Indonesia pertama tersebut. Reino juga mencari dukungan perusahaan mainan terbesar Jepang, Namco Bandai Holdings Inc. Walaupun sudah mendapat dukungan Ishimori Productions, meyakinkan perusahaan mainan besar tersebut tidak mudah karena menurutnya saat itu di Indonesia bisnis licensing masih sangat kecil. Namun karena Bandai termasuk perusahaan yang cukup sukses di Indonesia seperti melalui produk mainan Power Rangers dan Ben10 yang sangat laku, mereka kemudian setuju untuk mencoba.
Setelah mengamankan perjanjian-perjanjian bisnis tersebut pada tahun 2011, Reino mulai melakukan riset mendalam untuk menciptakan pahlawan super pertamanya. Dia memilih nama "Bima" karena nama ini mudah diingat dan diucapkan. Alasannya juga karena nama tersebut sederhana sehingga biaya pemasarannya tidak tinggi. Reino juga mengungkapkan keinginannya agar dari serial ini, anak-anak generasi muda tertarik mencari tahu dari mana nama "Bima" sesungguhnya, yang merupakan tokoh dari cerita klasik "Mahabharata". Dia akhirnya mematenkan nama “BIMA Satria Garuda”. Serial "BIMA Satria Garuda" pun mulai ditayangkan 30 Juni 2013. Reino mengatakan bahwa anggaran untuk memproduksi satu episode "BIMA Satria Garuda" setara dengan anggaran sebuah film cerita bioskop, sehingga dia mendapatkan tentangan dari direksi Global Mediacom. Namun serial ini terbukti menjadi sukses meskipun menelan biaya yang sangat besar untuk sebuah serial TV. Keuntungan yang didapat dari serial tersebut menurut Reino bukanlah dari komersial televisi namun dari bisnis licensing yang dia terapkan, seperti merek motor Suzuki yang telah memasarkan model motor Satria FU 150 dengan Christian Loho, pemeran BIMA, sebagai bintang iklannya. Menurut Reino, penjualan produk mainan BIMA yang diproduksi Bandai memuaskan sehingga Bandai turut mendukung serial ini untuk ditayangkan di luar negeri selain Indonesia.
Rencana Reino sendiri adalah untuk menciptakan tokoh pahlawan super Indonesia baru yang bertahan dalam jangka panjang seperti tokoh tokusatsu Kamen Rider yang diciptakan Ishimori Pro tahun 1971 namun tetap populer hingga sekarang. Pada tanggal 25 Juni 2014 di MNC Tower Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Reino mengumumkan bahwa karena kesuksesan serial tokusatsu ciptaannya, Musim Kedua atau sekuel BIMA Satria Garuda akan dirilis dengan judul Satria Garuda BIMA-X. Serial Musim Kedua ini akan mulai tayang pada 7 September 2014 dengan jumlah 50 episode, dua kali jumlah episode prekuelnya. Tahap produksi awal serial ini dimulai pada Januari 2014, dengan anggaran lebih besar dari serial pertamanya, dan proses syuting selama tujuh bulan. Cerita dalam serial ini merupakan lanjutan langsung dari serial pertamanya, memunculkan karakter-karakter baru di dalam dunia Satria Series. Reino kembali menyatakan bahwa produksi Musim Kedua serial tokusatsu pertama Indonesia ini adalah tantangan yang sangat besar, sehingga MNC kembali bekerja sama dengan dua perusahaan besar Jepang, Ishimori Production dan Itochu.
Biodata Leena Thailand - Peserta AKSI Asia 2024
-
Leena adalah peserta Akademi Sahur AKSI Asia 2024 Indosiar dari Thailand.
Leena merupakan putri dari orang tua ayah M Soleh Mamu dan ibu Phatiyah
Yusoh. Le...