Biodata Liliana Tanaja Istri Hary Tanoesoedibjo

Biografi Liliana Tanaja Istri Hary TanoesoedibjoLiliana Tanaja Tanoesoedibjo atau Liliana Tanoesoedibjo (lahir di Surabaya, 15 Maret 1967; umur 51 tahun) adalah seorang pebisnis, sosialita, serta ahli kecantikan dan busana asal Indonesia. Ia memiliki latar belakang pendidikan fesyen dan kecantikan di Ottawa, Kanada dari tahun 1986-1989 yang terdiri dari Diploma Fashion Merchandising ICS Canadian Limited, Diploma Fashion Designer L'Académie des Couturiers Canadiens, Ottawa-Canada, Diploma Hat Making & Accessories L'Académie des Couturiers Canadiens, Ottawa-Canada, Diploma Professional Cosmetician Versailes Academy of Make up Arts & Esthetics dan Diploma Professional Nail Technician Versailes Academy of Make up Arts & Esthetics. Selain aktif di dunia bisnis, fesyen dan kecantikan, Liliana juga aktif dalam dunia politik sebagai Ketua Umum Organisasi Sayap Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Kartini Perindo.

Suaminya Hary Tanoesoedibjo B.Com. MBA atau Hary Tanoe (lahir di Surabaya, 26 September 1965; umur 53 tahun) adalah seorang pengusaha dan tokoh politik asal Indonesia. Hary adalah pemilik dari MNC Group. Di bidang politik, dia merupakan pendiri dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo). Ia pernah bergabung dalam Partai NasDem dan Partai Hanura. Pada tanggal 23 Juni 2017, Kepolisian Negara Republik Indonesia menetapkan Hary Tanoesoedibjo sebagai tersangka terkait melakukan ancaman melalui media elektronik kepada Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Liliana Tanaja dan Hary Tanoesoedibjo dikaruniai anak yaitu Angela H Tanoesoedibjo, Valencia H Tanoesoedibjo, Jessica H Tanoesoedibjo, Clarissa H Tanoesoedibjo, Warren H Tanoesoedibjo

Kabar bahwa Hary Tanoesoedibjo masuk ke dunia politik mulai terdengar sejak awal bulan Oktober 2011, yang kemudian terkonfirmasi ketika ia secara resmi bergabung dengan Partai NasDem pada tanggal 9 Oktober 2011. Pada bulan November 2011, Hary muncul pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama. Di partai tersebut, Hary menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional. Sejak ia berkiprah melalui Partai NasDem, Hary mendengung-dengungkan semboyan Gerakan Perubahan, suatu gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia. Menurutnya, di dalam Partai NasDem 70% kadernya terdiri dari generasi muda.

Pada tanggal 21 Januari 2013, Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa ia resmi mengundurkan diri dari Partai NasDem karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan partai. Hary menyebutkan alasan bahwa "politik itu adalah idealisme", dan dirinya merasa sedih dan sangat berat meninggalkan Partai NasDem yang telah tiga bulan ia besarkan; apalagi Partai NasDem telah berhasil lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan resmi menjadi partai politik peserta Pemilu 2014 dengan Nomor Urutan 1. Pada tanggal 17 Februari 2013 Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura. Hal ini disampaikan di kantor DPP Partai Hanura di Jl. Tanjung Karang, Jakarta, dan langsung menduduki posisi Ketua Dewan Pertimbangan. Ia selanjutnya menjabat Ketua Bapilu dan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto.

Hary Tanoesoedibjo pernah berkecimpung dalam Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat peride 2003-2007, dengan jabatan Bendahara. Selain itu, ia kerap diundang sebagai pembicara seminar atau dosen tamu di berbagai perguruan tinggi. Pada bulan Juni 2012, Hary Tanoesoedibjo diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehubungan dengan kasus korupsi Tommy Hindratno, pejabat pajak di Kantor Pajak Sidoarjo, dan James Gunarjo, yang diyakini terhubung dengan PT. Bhakti Investama Tbk., perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo.

Tommy diduga bertindak sebagai perantara untuk memastikan penggantian sebesar Rp 3,4 miliar dalam bentuk restitusi pajak. KPK menggerebek kantor Bhakti Investama di Menara MNC di Jakarta Pusat dan PT. Agis yang terletak di gedung yang sama. Bhakti Investama pernah memiliki saham di PT. Agis sampai tahun 2006, namun Hary menyangkal keterlibatan dirinya maupun Bhakti Investama dalam kasus tersebut. - Dari Wikipedia bahasa Indonesia